Senin, 02 Desember 2013

Patroli Di Laut Kidul Dan Perspektifnya

Laut Selatan ternyata tidak sesepi yang kita duga.  Kalau kita memandangnya dari Parangtritis Yogya atau pantai-pantai lainnya di Kidul Jawa memang seakan tak ada gerakan lain selain gerakan ombak besar yang menderu dan berlomba menuju pantai.  Tetapi beberapa pekan terakhir ini gerakan kapal perang negeri Kanguru mengharuskan Angkatan Laut kita menghadirkan diri di kawasan “kekuasaan” Ratu Kidul itu.
PM Australia Tony Abbot beraliran keras terhadap pendatang perahu yang transit dari negeri kepulauan di utara negerinya.  Dalam pandangannya kalau aliran pengungsi ini tak disekat bakalan ramai tuh perimbangan populasi wajah bule di Australia dengan wajah Asia yang warna warni.  Bayangkan saja rata-rata jumlah orang perahu yang datang setiap bulan berkisar 2000-3000 orang.  Kemudian dikalikan setahun, kemudian dikalikan berapa kali melahirkan dan beranak pinak.  Maka wajah Australia limapuluh tahun mendatang adalah wajah dominasi Asia.  Tapi itu urusan dialah.
Wapres Boediono dengan PM Abbot di Canberra
Yang menjadi urusan republik ini adalah, selalu saja tetangga selatan itu merasa dia benar sendiri lalu mengatur-atur Indonesia agar mau diatur.  Mulanya sih sebagai tetangga yang baik, kita tepo seliro alias toleransi untuk memahami kegelisahan tetangga Eropa itu. Tapi setelah berita sadap menyadap memecah kesunyian malam buta, membuyarkan kekhusyukan dalam berjiran.  Tetangga sebelah itu memang tidak pernah tulus dalam menjalin persahabatan dengan jirannya yang besar ini.
Merasa dikhianati tentu republik punya hak veto alias hak egois.  Memang kita perlu juga tunjukkan hak egois itu karena kita bernama Indonesia Raya.  Ditinjau dari delapan penjuru mata angin negeri kita lebih segalanya dari negeri selatan itu.  Yang kurang dari negeri kita adalah masih kurang makmur dan sejahtera dibanding negeri bule Asia itu.  Sesekali menyatakan tidak, sangat membanggakan dan itu sudah dinyatakan dengan jelas pada hari-hari terakhir ini.  Apalagi hari-hari ini Wapres Boediono lagi ada di negeri itu.
Tentu selain jawaban tidak itu, sebagai konsekuensinya kita juga harus mengerahkan kekuatan angkatan laut kita.  Ini juga bagian dari ujicoba kemampuan armada TNI AL yang selama ini jarang “bermain” di wilayah selatan.  Tetapi tentu pengerahan kapal perang ini harus mencerminkan kekuatan kewibawaan itu.  Maka pantas kalau yang dikerahkan kapal perang fregat atau korvet di kawasan itu. 
Mengapa disebut uji coba karena ke depan memang aliran kapal perang di Laut Kidul akan semakin ramai dengan dibukanya front Darwin, Christmas dan Kokos menghadapi Cina di Laut Cina Selatan (LCS).  Ini sesuai dengan kebijakan si polisi dunia AS yang akan membuka lebih banyak gelaran kapal perang dan kapal induk di Asia Pasifik.  Repotnya untuk menghadapi Paman Mao, Paman Sam dan keponakannya Aussi harus melewati halaman rumah tetangga yang bernama Indonesia.
Oleh sebab itu ke depan Angkatan Laut Indonesia perlu diperkuat dengan sejumlah kapal perang berkualifikasi destroyer dan kapal selam laut dalam.  Untuk tahap pertama minimal diperlukan 3-5 Destroyer dan 6-8 kapal selam herder.  Statemen Menhan tentang pengadaan 10 kapal selam dari Rusia baru-baru ini diyakini adalah dalam upaya merespons intensitas pergerakan kapal asing di Laut Kidul disamping mengawal LCS dan Ambalat. 
Kita berpandangan kapal selam Rusia memiliki kekuatan getar dan gentar dan sangat pantas jika kita mengambilnya meski tidak harus 10 unit.  Memiliki 6 kapal selam kelas kilo saja akan memberikan kekuatan otot angkatan laut untuk berani tampil di laut dalam seperti laut Kidul.  Masih ada waktu untuk berbenah diri memperkuat dan memodernisasi alutsista TNI segala matra.  Tidak salah kalau pemikiran tentang kehadiran 3-5 destroyer itu bersama 6 kapal selam kilo menjadi cita-cita dan harapan yang berbinar-binar.
Bersiap menuju tugas kawal negara
Peta patroli angkatan laut selama ini lebih terfokus pada LCS, Selat Malaka, Laut Sulawesi dan Arafuru.  Tetapi di depan mata akan semakin jelas gerakan kapal perang asing di Laut Kidul yang akan melewati selat Sunda menuju LCS atau sebaliknya.  Kehadiran 3 kapal perang light fregat dari Inggris tahun depan setidaknya mengurangi sesak nafas armada laut dalam.  Apalagi jika dalam lima tahun ke depan ada penambahan kapal perang kelas destroyer bersama 6 kapal selam laut dalam diniscayakan memberikan kekuatan striking force yang setara.
Bagaimanapun diplomasi adalah ranking utama dalam menyuarakan suara hati republik, tentang kesukaan, tentang ketidaksukaan dalam etika pergaulan antar bangsa.  Bahasanya tentu bahasa diplomatik, etika diplomatik dan tata cara diplomatik.  Namun kegagahan nilai diplomasi tentu sangat berkaitan erat dengan kegagahan militer sebagai payung kekuatan bernegara itu.  Dengan militer yang kuat bahasa diplomatik akan memberikan efek multiflier, gaungnya lebih menggema. Jelasnya, kita harus punya militer yang kuat, itu saja Om, permintaan kami yang jelata ini.
sumber: http://analisisalutsista.blogspot.com/2013/11/patroli-di-laut-kidul-dan-perspektifnya.html

Jumat, 22 November 2013

Parlemen Rusia Kecam Penyadapan Australia Dan AS Pada Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Parlemen Rusia mendukung penuh protes keras Indonesia terhadap penyadapan yang dilakukan oleh Australia. Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Parlemen Rusia, Nikolai Levichev.

Nikolai mengatakan, para anggota parlemen Rusia dan Majelis Federal Rusia menanggapi hal yang sama terhadap penyadapan yang dilakukan Australia dan Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.

"Kami sudah sering dengar AS bahwa kita harus menghormati hak azasi manusia dan harus menghormati hubungan antar-negara," kata Nikolai yang sedang melakukan kunjungan ke DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/11).

Menurutnya, AS dan Australia sering kali mengajarkan menghormati HAM dan menghormati hubungan antar-negara. Namun sekarang, mulai terkuak jika keduanya justru yang melanggar komitmen tersebut.

"Tiba-tiba menjadi berita umum bahwa mereka yang mengajar ke negara-negara lain bagaimana menghormati HAM dan hubungan antar-negara, tapi tiba-tiba mereka sendiri yang melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran mereka sendiri," imbuhnya.

Dia mengatakan, situasi penyadapan bertambah parah ketika AS dan Australia justru menyadap negara sahabat sendiri.

"Menarik juga bahwa penjelasan yang diberikan Amerika memang membuat situasi lebih parah. Karena penyadapan dilakukan bukan pada mereka yang dicurigai terhadap pelaku aksi teror, tapi pada pimpinan negara yang dianggap sebagai negara sahabat," tutur dia.(mdk/dan)

AS Dan Australia Lebih Baik Diam Bicara HAM

Bukan hanya pemerintah Indonesia yang kecewa dengan Amerika Serikat dan Australia yang melakukan penyadapan secara ilegal ke sejumlah petinggi negara. Rusia bahkan dengan tegas mengecam tindakan itu, mereka juga meminta agar kedua negara tersebut diam ketimbang banyak bicara soal perdamaian dunia.

Wakil Ketua Parlemen Rusia Nikolai Levichev, merasa ikut memahami kekecewaan yang dirasakan oleh negara korban penyadapan Amerika dan Australia.

"Tentu saja kami berbagi sikap dari pihak mitra kami di DPR (Rusia), kami sangat memahami rasa kemarahan dari DPR-nya," ujar Nikolai saat melakukan kunjungan ke DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/11).

Nikolai menjelaskan, jika dua negara Amerika dan Australia kerap mengajarkan untuk saling menghormati HAM dan hubungan bilateral antar negara sahabat. Namun kenyataannya, dia melanjutkan, lewat dokumen penyadapan itu justru terkuak jika Australia dan Amerika sendiri yang melanggar ajaran tersebut.

"Kemungkinan bisa direkomendasikan kepada pihak AS bahwa suatu saat mereka lebih baik diam dari pada bicara (soal HAM dan hubungan bilateral)," pungkasnya.
Sumber : Merdeka

Rabu, 20 November 2013

31% AC dI Dunia Diproduksi oleh Pabrik Midea

Posted: 21/04/2013 16:21
Midea Produksi 31% Kebutuhan Pendingin Ruangan Dunia
Usaha Anda
Liputan6.com, Jakarta : Berbekal pengalaman lebih dari 40 tahun lalu, Midea Group menjadi salah satu basis produksi dan eksportir peralatan elektronik rumah tangga terbesar di Cina.

Jino Sugianto, President Director PT Midea Planet Indonesia menuturkan, selama ini pabrik Midea tidak memasarkan produk-produk merek Midea saja, tapi banyak merek dari Jepang, Eropa, Amerika yang dibuat seluruhnya di pabrik milik Midea.

"Itu sebabnya Midea mencapai total produksi 31% dari total AC yang ada di dunia. Jadi katakan kalau ada 3 unit AC pasti salah satunya adalah dari pabrik di Midea,” ujar dia, Minggu (21/4/2013).
Adapun produk pendingin ruangan (air conditioner/AC) Midea terdiri dari AC split, AC portable, AC floor standing dan light commercial. Di Indonesia produk-produk AC Midea juga telah menjadi pilihan utama masyarakat baik untuk hunian maupun perkantoran.

Produk-produk Midea dinilai selalu mengedepankan masalah efisiensi penggunaan. Seperti penggunaan energi, di mana AC Midea hanya membutuhkan 1 watt saja saat kondisi standby, dibandingkan dengan rata-rata AC merek lain yang umumnya memerlukan minimal 5 watt saat tidak dipergunakan.
Tidak hanya itu, satu unit AC inverter Midea ukuran 1 PK hanya memerlukan daya listrik sebesar 180 watt. Berbagai keunggulan ini merupakan bukti Midea memberikan berbagai pilihan terdepan untuk konsumennya.
“Saya sudah menjual produk Midea 2 tahun, mulai dari mesin cuci, show case, AC, freezer, magic com. Selama 2 tahun ini tidak pernah ada komplain sama sekali saya jual Midea. Sangat bagus, kualitasnya terjamin. Garansinya terjamin selama 5 tahun. Tidak usah ragu lagi, sudah oke punya,” tuturnya.
Dia mengatakan Midea punya satu komitmen untuk senantiasa memberikan yang terbaik. Jadi Midea memberikan satu komitmen kepada konsumennya. (Nur)


Senin, 18 November 2013

Marinir Segera Tempatkan 15 Ribu Pasukannya Di Papua

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak 15 ribu prajurit marinir segera ditempatkan di Sorong, Papua untuk mendukung keamanan dan pertahanan komando wilayah laut timur. Kesatuan baru ini merupakan bagian yang nantinya akan menjadi Divisi III Marinir.

Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Marsetio saat menghadiri HUT Korps Marinir di Cilandak, Jakarta, Jumat (15/11) siang.

Kasal mengatakan, pembangunan markas komando sudah dilaksanakan sejak 2012 lalu, dan sesuai target pada tahun 2013 ini pembangunan sarana dan prasarana Divisi III telah selesai.

Selain pembangunan markas komando, di kompleks KM16 ini lanjut Kasal, juga akan dibangun barak-barak mariner, perumahan untuk anggota dan fasilitas penunjang lainnya.

Saat ini mabes TNI AL tinggal menunggu peraturan presiden turun, yang dijelaskan Kasal akan terbit pada awal 2014. Sambil menunggu perpres tersebut, TNI AL terus melengkapi kebutuhan alutsista terbaru.

Lebih lanjut, Kasal mengatakan, pembentukan Divisi III Marinir di Sorong Papua sudah menjadi kebutuhan pokok. Saat ini marinir baru memiliki setingkat tiga brigade, yaitu di Surabaya, Jakarta dan Lampung. Sementara tugas marinir sendiri menjangkau seluruh Indonesia, terlebih untuk pengamanan pulau terluar yang tidak berpenghuni, menjadi kewajiban marinir.

Untuk wilayah Indonesia bagian timur, kekuatan marinir masih dirasakan kurang karena baru ada kekuatan setingkat satu batalyon. Dengan kekuatan tersebut dinilai tidak cukup ideal untuk mengamankan wilayah Papua yang luas.
Sumber : Elshinta

Jumat, 15 November 2013

Modernisasi Alutsista, TNI AL akan Datangkan 54 Tank Amphibi dari Rusia

Alutsista TNI.
Jakarta - TNI terus melakukan modernisasi peralatan utama sistem persenjataan (alutsista). Bulan depan, sebanyak 54 tank jenis amphibi dari Rusia akan didatangkan TNI Angkatan Laut.

"Marinir pada akhir tahun ini di bulan Desember akan kedatangan 54 tank amphibi marinir dari Rusia," ujar Kepala Staf Angkatan Laut Marsekal TNI Marsetio usai menjadi inspektur upacara pada HUT Marinir ke-68 di Markas Komando Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (15/11/2013).

Tank lainnya yang akan datang adalah jenis BTR sebanyak 4 buah. Marsetio menambahkan pihaknya juga saat ini sedang menjalankan pengadaan 3 buah kapal selam yang dibeli dari pemerintah Korea Selatan.

"Kemudian 2 kapal Frigate yang dibangun di PT PAL. Kita tahun depan secara bertahap mulai April membeli 3 Frigate dari Inggris," sebutnya.

"Akan ada 16 kapal cepat roket, termasuk alutsista helikopter AKS sebanyak 14 buah," imbuhnya.

Sementara itu, terkait maraknya kapal asing masuk ke wilayah Indonesia, Marsetio menegaskan tidak akan melakukan kompromi untuk menindak.

"Kita tidak pandang bulu. Kita selesaikan semua," tegasnya.
sumber :http://news.detik.com/read/2013/11/15/133350/2414133/10/modernisasi-alutsista-tni-al-akan-datangkan-54-tank-amphibi-dari-rusia?9922032

Rabu, 13 November 2013

Helikopter Chinook, Apache dan Fennec TNI AD

Chinook heavy lift helicopters (photo:Boeing)
Chinook heavy lift helicopters (photo:Boeing)
TNI akan terus berupaya menambah jumlah Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista), termasuk sejumlah helikopter. “Kami akan hadirkan 12 helikopter Fennec dari Prancis, lalu helikopter serangnya ada Apache, minimum 6,” Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Senin 11 November 2013.
Selain dua jenis helikopter itu, Jenderal Moeldoko mengungkapkan keinginan untuk mendatangkan helikopter Chinook. “Ke depan, mungkin Chinook untuk memindahkan personel di perbatasan khususnya, kita sangat membutuhkan,” ungkapnya.
Helikopter CH-47 Chinook
Helikopter CH-47 Chinook
Namun Panglima TNI mengakui keinginannya untuk mendatangkan Chinook masih belum dikomunikasikan dengan pihak DPR. Menurutnya, DPR hanya baru menyetujui pembicaraan mengenai Apache, helikopter serang andalan tentara Amerika Serikat.
Panglima TNI berharap rencana menghadirkan helikopter Chinook bisa segera terwujud karena dinilai cukup penting. “Mudah-mudahan tahun 2015 bisa dianggarkan, karena tidak terlalu mahal,” ungkap Panglima TNI. (vivanews.com).

USS Gerald R. Ford, Kapal Induk Masa Depan Amerika Serikat

USS Gerald R. Ford

USS Gerald R. Ford atau CVN-78, kapal induk pertama dari kelasnya resmi diluncurkan Angkatan Laut Amerika Serikat pada 9 November kemarin. USS Gerald R. Ford merupakan kapal induk desain baru sejak desain terakhir USS Nimitz (CVN-68) yang diluncurkan pada tahun 1972.
Peluncuran ini juga menandai lima puluh tahun sejak beroperasinya kapal induk nuklir pertama AS USS Enterprise (CVN-65). Kapten John F. Meier telah dinobatkan sebagai komandan kapal induk ini, sekaligus bertanggung jawab memantau konstruksi akhir dan uji coba di laut.

Kapal induk baru ini masih menggunakan bentuk lambung dari Nimitz, namun dengan beberapa modifikasi, salah satunya adalah fitur yang membuat kapal mampu melaksanakan 25% lebih banyak sorti (hitungan satu pesawat mulai dari lepas landas hingga mendarat), dan menghasilkan tenaga listrik yang lebih banyak untuk mendukung sistem propulsi dan peralatan kapal. Soal kru, USS Ford juga mengoperasikan lebih sedikit kru (1.200 kru lebih sedikit) dari kapal induk kelas Nimitz yang secara akan mengurangi baya siklus hidup dan operasi secara signifikan.

Laksamana Thomas Moore, Chief executive Program Angkatan Laut untuk kapal induk, mengatakan kepada majalah Seapower bahwa kapal dari kelas Ford akan terus "hidup" selama 94 tahun terhitung mulai 2016, setidaknya hingga 2110. Berbeda dari kapal induk kelas Nimitz yang masa hidupnya hanya setengahnya (50 tahun).

Empat tahun di dok

 

Angkatan Laut AS berencana untuk membangun 10 kapal induk kelas Ford hingga 40 tahun kedepan, saat kapal induk kelas Nimitz terakhir melepas masa baktinya pada 2057. Kapal berikutnya dari kelas Ford yaitu USS John F. Kennedy (CVN-79) rencananya akan dibangun di galangan kapal Huntington pada akhir 2013.

Pembangunan kapal induk Ford dimulai sejak November 2009 di galangan kapal Newport News. Sebagai kapal pertama dan akan menjadi tulang punggung, pembangunan Ford memakan waktu yang lebih lama ketimbang "adik-adiknya" nanti. Moore mengatakan bahwa total jam kerja dari seluruh pekerja untuk membangun CVN-78 adalah 50 juta jam kerja (Nimitz 40 juta jam kerja.) Sedangkan untuk adiknya-adiknya nanti diperkirakan hanya akan memakan waktu 43-44 juta jam kerja.

Biaya pembangunan CVN-78 diperkirakan memakan AS$ 12,9 miliar (sekitar Rp 141 triliun), meningkat dari perkiraan awal yang sebesar AS$ 10,5 miliar. Moore mengatakan bahwa kapal induk berikutnya CVN-79 akan memakan biaya kurang dari AS$ 12 miliar karena proses dan teknologinya sudah benar-benar dikuasai.

Operasi tempo tinggi


Setelah diluncurkan, kapal induk ini akan memulai tahapan perlengkapan (dilengkapi) dan uji coba laut untuk selanjutnya beroperasional pada kuartal kedua tahun 2016. Untuk beroperasi, kapal induk ini hanya membutuhkan minimal 4.300 kru, 1200 kru lebih sedikit dari kelas Nimitz yang rata-rata 5.500 kru.

Pembangunan Island USS Gerald R. Ford
Dengan panjang 332,8 meter, USS Gerald R. Ford dirancang untuk siap mengakomodasi pesawat berawak dan tak berawak di masa depan. Angkatan Laut AS sebelumnya mensyaratkan bahwa kapal induk yang dibangun harus mampu memfasilitasi 160 sorti hingga maksimal 220 sorti per hari di saat aktivitas perang kian intens. Untuk mencapai hal ini, dek penerbangan Ford "dibersihkan" dengan mengurangi jumlah lift hingga menjadi tiga saja, dan dengan menempatkan island -suprastruktur kapal induk (bridge, menara kontrol penerbangan dll) yang biasanya terletak di sisi kanan dek- yang lebih ramping namun lebih tinggi 6 meter dari island kapal-kapal induk sebelumnya.

Island ini diposisikan 42,6 meter lebih kebelakang dari island kelas Nimitz. Hal ini dilakukan untuk mempermudah lalu lintas di atas dek (misal lalu lintas persenjataan/perlengkapan untuk pesawat) yang akhirnya akan meningkatkan jumah sorti.

Dek penerbangan CVN-78 telah sepenuhnya dimodifikasi dan ditata berbeda dari rancangan-rancangan kapal induk AS sebelumnya. Hasilnya adalah peningkatan sorti sebesar 25%. Untuk mencapai hal ini, kapal induk Ford juga dilengkapi dengan elevator pesawat. Sistem transportasi senjata juga ditingkatkan dengan instalasi sistem electromagnetic hoist baru yang menggantikan kabel.

Kekuatan lebih besar


Kapal induk Ford atau CVN-78 mampu membawa hingga 90 pesawat diantaranya F-35C Lightning II, Boeing F/A-18E/F Super Hornet, Northrop Grumman E-2D Hawkeye, Boeing EA-18G Growler, helikopter Sikorsky MH-60R/S, pesawat tak berawak UCLASS dan pesawat-pesawat tak berawak lainnya yang saat ini masih dikembangkan AS.

Ford dilengkapi dengan dua reaktor nuklir baru yang memberikan kecepatan jelajah lebih dari 30 knot. Reaktor nuklirnya (A1B) yang dibangun oleh Bechtel berukuran lebih kecil (efisien) namun menghasilkan daya listrik 3 kali lebih besar dari reaktor A4W milik Nimitz.

Keunggulan reaktor barunya ini adalah inti energi yang lebih padat, kebutuhan minim untuk pumping power, konstruksi sederhana, dan diperkirakan tidak akan membutuhkan perawatan yang berarti selama masa pakainya. Reaktor ini memberikan kapasitas listrik 250% lebih besar dari reaktor kapal induk sebelumnya. Energi yang besar ini juga akan berguna untuk penggunaan senjata energi tinggi (misal: laser) di masa depan yang akan memberikan perlindungan lebih baik bagi kapal induk, terutama dari serangan rudal jelajah dan balistik.

Para desainernya juga merancang kapal induk Ford agar lebih efisien dalam beroperasi, hanya setiap 12 tahun sekali untuk perawatan kering-dermaga. Akan mengurangi biaya operasional yang juga tercermin dari sedikitnya jumlah kru yang mengoperasikan kapal induk ini.

Untuk "mata dan telinga", Ford menggunakan radar kelas AEGIS dengan enam panel Radar Dual-Band (DBR) yang juga dikembangkan oleh Raytheon untuk kapal perusak kelas Zumwalt (DDG-1000). DBR bekerja dengan mendistribusikan emitter dari radar multifungsi X-Band AN/SPY-3 dan emitter S-band Volume Search Radar (VSR).Untuk pertahanan diri, kapal induk Ford dilengkapi dengan rudal Sea Sparrow buatan Raytheon yang akan mengeliminasi rudal anti kapal supermanuver dan berkecepatan tinggi.


sumber: http://www.artileri.org/2013/11/uss-gerald-r-ford-kapal-induk-masa-depan-as.html

Senin, 11 November 2013

Penempatan 60% Tentara AS di Australia : 8 Tahun Lagi, Perang Beralih ke Asia Pasifik!


Persiapan Tahun 2020:
Penempatan 60% Militer AS di Australia Fokus ke Asia, Penyadapan Antar Negara Marak Pula, “Zona Perang” AS dari Timur Tengah Kini Beralih ke Asia

Worst Case Scenario: Sudah Siap Perangkah Indonesia?

cia terorisme in action header

Peneliti:
AS Fokus ke Asia, Beban Indonesia Kian Berat?

sby obama

“Belum ada negara ASEAN yang punya kemampuan seperti Indonesia.!” (Professor Ann Marie Murphy, peneliti senior di Weatherhead East Asia Institute, Columbia University)

ktt-asean-di-brunei-darussalam
Langkah pemerintah Amerika Serikat mengubah fokus mereka ke Asia akan semakin membebani Indonesia sebagai negara berpengaruh di ASEAN. Indonesia dituntut memainkan peranan pendorong dan penyeimbang berbagai konflik di Asia.
Hal ini disampaikan oleh Professor Ann Marie Murphy, peneliti senior di Weatherhead East Asia Institute, Columbia University.
Menurut Murphy, Indonesia akan memiliki peran penting dalam menyokong ASEAN dari belakang.
“Amerika Serikat menganggap Indonesia adalah perekat yang menjaga persatuan Asia Tenggara. Sejak zaman Soeharto memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas regional dan menjaga kesatuan antar negara Asia,” kata Murphy pada Forum Terbuka USINDO, Jakarta, 24 Juni 2013.
peta minyak SE-asia-oil Gas
Keterlibatan AS di Asia yang mendukung negara-negara sekutunya akan membuat konflik semakin panas. Penambahan pasukan AS di Asia juga membuat ketegangan meningkat.

“AS menurunkan 60 persen kekuatan Angkatan Lautnya ke Asia. Sebanyak 500 tentara AL AS akan tugas bergilir di Darwin, totalnya akan berjumlah 2.500 tentara dalam beberapa tahun ke depan,” jelas Murphy.

Dr. Ann Marie Murphy is Associate Professor at the John C. Whitehead School of Diplomacy and International Relations, Seton Hall University and adjunct research scholar at the Weatherhead East Asian Institute, Columbia University.
Dr. Ann Marie Murphy is Associate Professor at the John C. Whitehead School of Diplomacy and International Relations, Seton Hall University and adjunct research scholar at the Weatherhead East Asian Institute, Columbia University.
Adu kepentingan kemudian terjadi di tubuh ASEAN. Salah satu contohnya adalah dengan tidak tercapai komunike dalam KTT ASEAN tahun 2012 lalu.
Saat itu, Kamboja yang menjadi ketua ASEAN menolak komunike yang mendesak China menyelesaikan konflik perairan tersebut.
Seperti telah diketahui bahwa Kamboja adalah salah satu sekutu China di Asia Tenggara.
Dalam buntunya situasi ini, kata Murphy, Indonesia menunjukkan peran pentingnya.
Peran Indonesia terpenting adalah menjembatani antara kepentingan China dan ASEAN dalam konflik Laut China Selatan.
“Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa melakukan shuttle diplomacy,” jelas Murphy.
Kala itu, Natalegawa secara maraton mengunjungi negara-negara ASEAN untuk menyatukan suara.
“Berkat kerja keras Indonesia, ASEAN akhirnya satu suara dengan menelurkan beberapa poin kesepakatan soal Laut China Selatan. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia masih punya pengaruh kendati tidak menjabat ketua ASEAN,” Murphy menegaskan.
Peran inilah yang diharapkan dapat dimainkan Indonesia saat AS masuk ke Asia. Murphy mengatakan, ketua-ketua ASEAN berikutnya belum bisa menyamai kepemimpinan Indonesia, terlebih di tengah adu kepentingan negara-negara besar di Asia.

“Kepemimpinan ASEAN berikutnya, yaitu Brunei, Laos dan Myanmar, masih perlu bantuan Indonesia. Mereka belum bisa menyatukan negara-negara yang adu kepentingan di Asia, seperti India, China dan Jepang. Ini bukan tugas yang mudah bagi Indonesia,” tegas Murphy. (sumber: Denny Armandhanu / vivanews)
*

AS Tempatkan Pasukan di Australia,  Indonesia Meradang

Sebanyak 200 pasukan Amerika Serikat telah tiba di Australia sejak April 2012 lalu sebagai gelombang pertama dari 2.500 pasukan yang direncanakan sampai tahun 2017 mendatang.
Personil awal sebanyak 200 pasukan marinir AS yang telah tiba langsung berlatih bersama militer Australia. Kedatangan pasukan AS ini disambut hangat oleh Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith.
Darwin antibases protest 2011
“Penempatan pasukan AS di Australia ini merupakan evolusi dari berbagai kegiatan dan pelatihan angkatan bersenjata kedua negara dalam kerja sama militer yang sudah dibuat sebelumnya,” jelas Smith.
Hal tersebut juga ditegaskan dan didukung oleh Perdana Menteri Australia Julia Gillard dan Menteri Utama Wilayah Utara Australia Paul Henderson.
Penempatan pasukan AS ini menjadi babak baru dalam 60 tahun kerja sama pertahanan antara Australia dengan AS. Rencananya AS akan menempatkan sebanyak 2.500 prajuritnya di Australia pada 2017 nanti.
Penempatan ribuan pasukan AS di Darwin ini menunjukkan pergeseran strategi global yang sangat signifikan. Terkait dengan penempatan ribuan pasukan AS ini, Smith menyatakan bahwa kemungkinan besar  AS akan menggunakan Pulau Cocos yang terpencil sebagai pangkalan militer AS.
Salah satu media Amerika Serikat Washington Post melaporkan bahwa rencananya militer AS akan menempatkan pesawat tempur berawak dan tidak berawak yang dikenal dengan nama Global Hawk.
Menanggapi pernyataan dan situasi tersebut, pemerintah Indonesia bereaksi dengan mengirim nota protes kepada Pemerintah Australia dan AS dan meminta penjelasan terkait rencana pembangunan pangkalan militer AS tersebut.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Indonesia Brigadir Jenderal Hartind Asrin berpendapat bahwa sebaiknya pemerintah Australia dan AS menjelaskan apa tujuan pembangunan pangkalan tersebut untuk menghindari kesalahpahaman.
“Secara prinsip Indonesia tidak memiliki wewenang untuk ikut campur dalam rencana mereka. Namun, kami meminta mereka menjelaskan tujuan menempatkan pesawat tak berawak dekat wilayah Indonesia,” ungkap Asrin seperti dikutip Reuters, pada bulan Maret 2012.

Dalam acara menyambut kedatangan tentara AS di Australia tersebut, tiga pejabat Australia, yaitu: Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, dan Menteri Utama Wilayah Utara Australia Paul Henderson, juga menegaskan bahwa tidak akan pernah ada pangkalan militer AS di Australia.

Ternyata bukan hanya pemerintah Indonesia saja yang bereaksi, China juga merasa terganggu dengan rencana AS ini dan menilai hal ini sebagai upaya mengimbangi kekuatan dan pengaruh China di Asia-Pasifik.
China juga menuduh Australia dan AS memperkuat sekutunya dalam sengketa Laut China Selatan. Pasalnya, akhir-akhir ini China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan saling berebut wilayah di Laut China Selatan yang diyakini mengandung persediaan minyak dan gas yang melimpah. (Bft/Deb/jaringnews)
*

Pangkalan AS di Darwin, China Kecam Australia

“Masa-masa persekutuan ‘Perang Dingin’ telah lama berakhir.”
China menunjukkan kejengkelan atas meningkatnya hubungan kerja sama pertahanan antara Australia dan Amerika Serikat, terutama setelah Negeri Paman Sam itu mengirimkan kontingen pertama dari total 2.500 tentara yang akan berbasis di Darwin sejak April 2012.
Kecaman itu dialamatkan kepada Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, ketika tengah melakukan lawatan kenegaraan untuk kali pertama ke Beijing pada awal Mei 2012 lalu.
darwin residents againts war
Warga Darwin protest pangkalan militer dan menentang perang
“Saya kira saya bisa meminjam kata-kata dari salah satu pejabat yang saya temui, dan saya yakin ia adalah sang menteri luar negeri: masa-masa persekutuan ‘Perang Dingin’ telah lama berakhir,” ujar Carr, yang menggantikan Kevin Rudd, seperti dicuplik dari laman BBC.
China merupakan mitra dagang utama Australia. Sekitar seperempat volume ekspor Negeri Kangguru itu diarahkan ke China.
Hanya saja, Australia memilih merekatkan kerja sama militer dengan Amerika Serikat, hal yang dikritik pengamat militer China, Song Xiaojun. Menurutnya, Australia tidak mungkin bisa sekaligus menjaga hubungan dengan China dan Amerika Serikat.
“Cepat atau lambat, Australia harus memilih siapa yang akan menjadi ‘godfather’ baginya. Semuanya bergantung dari seberapa kuat calonnya, dan seberapa strategis lingkungannya,” kata Song dari sumber The Telegraph.
usa china australia
Tak hanya memperkuat tali kerjasama dengan Australia, Amerika Serikat pun mempererat hubungan luar negerinya dengan beberapa negara Asia Tenggara. China menganggap strategi itu sebagai upaya ‘pengepungan.’
Menurut Carr, kehadiran AS di wilayah Asia-Pasifik dapat meningkatkan kestabilan di kawasan. Namun, ia menekankan pemerintah kedua negara menginginkan terwujudnya kerja sama militer yang lebih baik di masa mendatang.
“Kerja sama pertahanan adalah sebuah misi membangun kepercayaan. Semakin kita mengerti bagaimana mitra kita menerapkan pendekatannya atas masalah pertahanan, kemungkinan muncul kesalahpahaman akan kian kecil,” ujarnya. (adi/vivanews)
*

Persiapan Militer Indonesia di Tahun 2020:

8 Tahun Lagi, Perang Beralih ke Asia Pasifik!?

“Pergeseran kekuatan militer AS ke Asia Pasifik bukanlah hal sederhana. Bisa jadi, pada 8 tahun ke depan, “perang” perebutan sumber daya alam dan jalur perdagangan akan beralih ke kawasan ini. Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapinya.” (Connie Rahakundini Bakrie, Pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia)

Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi besar bagi kawasan ini, termasuk Indonesia.
Tahun 2020 itu tidak lama. Dalam 8 tahun ke depan, Indonesia sudah terkurung oleh pangkalan-pangkalan militer AS. Apakah kita sudah sepakat sebagai bangsa untuk menyadari dan memahami persepsi ancaman yang sebenarnya sedang dihadapi?
Connie Rahakundini BakrieMenurut pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia Connie Rahakundini Bakrie, dengan kondisi seperti ini, jelas sekali, tidak tersedia waktu banyak bagi elite kita untuk segera mereposisi arah kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia yang lebih tegas, strategis dalam menyikapi perubahan konstalasi politik di kawasan.
Connie menilai, pergeseran kekuatan militer AS ke Asia Pasifik bukanlah hal sederhana. Bisa jadi, pada 8 tahun ke depan, “perang” perebutan sumber daya alam dan jalur perdagangan akan beralih ke kawasan ini.
Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapinya. Berikut petikannya:
Bagaimana anda melihat dinamika perkembangan militer AS saat ini?
Kebanyakan dari kita, atau bangsa AS sendiri, tidak ingin mengakui, bahwa, AS telah mendominasi dunia melalui kekuasaan militernya. Dengan alasan kerahasiaan negara, warga AS sendiri sering tidak menyadari bahwa pendudukan pasukan-pasukan AS sesungguhnya telah mengepung planet bumi ini. Kecuali kawasan Antartika.
Mudah dan banyak cara dalam melacak jejaknya, seperti dengan menghitung seberapa banyak jumlah koloni milter yang ada di berbagai belahan dunia.
Pada Abad-20 ini, yang dimaksud dengan koloni bisa terjelma dalam berbagai gaya, salah satunya melalui pangkalan militer yang berada di negara lain. Dengan cara ini, kita bisa ikuti koloni yang terbentuk dan menyebar ke seantero dunia dan melahirkan “kekaisaran militer” AS.
Pada perspektif dinamika politik global, kita bisa menyimak bagaimana kekaisaran militer AS semakin tumbuh menuju wujudnya tahun 2020 nanti. Saat ini tengah berproses, sejak Presiden Goerge Walker Bush menetapkannya pada 14 Januari 2004 lalu.
Bisa digambarkan seperti apa ‘Kekaisaran Militer AS’ itu?
Salah satu cara memahaminya, dengan memahami jumlah dan ukuran dari aspirasi “kekaisaran militer”  AS tersebut. Lebih dari setengah juta tentara formal plus mata-mata yang terselimuti melalui jejaring lembaga donor, teknisi, guru, serta badan usaha sudah tersebar membentuk koloni di negara-negara lain.
Air Craft Carrier USS Nimitz
Bukan hanya di darat, juga mendominasi lautan hingga samudera. Mereka membangun kekuatan Angkatan Laut yang hebat dengan mencantumkan nama-nama pahlawan mereka pada kapal induknya, seperti: Kitty Hawk, Constellation, Enterprise, John F. Kennedy, Nimitz, Dwight D. Eisenhower, Carl Vinson, Theodore Roosevelt, Abraham Lincoln, George Washington, John C. Stennis, Harry S. Truman, dan Ronald Reagan.
Selain itu, begitu banyak pangkalan rahasia dibangun dan difungsikan hanya sekedar untuk memonitor apa yang dikerjakan masyarakat dunia.
Mereka mampu memonitor apa yang isi percakapan,  surat menyurat baik lewat fax atau pun email antara satu sama lainnya, termasuk atas warga negara AS sendiri.
Di Okinawa, pulau paling selatan Jepang yang telah menjadi koloni militer AS selama 58 tahun,  terdapat 10 pangkalan korps marinir, termasuk korps marinir Futenma dan stasiun udara yang menduduki 1,186 Ha di pusat kota.
Selain itu, di Inggris terdapat senilai US$5 miliar instalasi miliiter dan mata-mata AS yang disamarkan sebagai pangkalan Royal Air Force.
Sebenarnya berapa jumlah pangkalan militer AS di luar negaranya?

Diyakini jumlah pangkalan militer AS di luar negaranya jumlahnya telah mencapai lebih dari 1,000 pangkalan di negara berbeda. Bahkan, Pentagon sekalipun mungkin tidak tahu secara pasti jumlah setiap penghuninya.

Data resmi dari Departement of Defence (DoD) pada laporan struktur tahun fiskal 2003 menyebut, Pentagon memiliki 702 pangkalan di luar negeri di 130 negara. Jumlah itu, belum termasuk 6.000 pangkalan di wilayah AS sendiri.
Pada pangkalannya di luar negeri, jumlah tentara AS yang tak berseragam mencapai 253,288 personel. Mereka  juga mempekerjakan 44,446 orang lainnya sebagai staff tambahan lokal yang disewa.
Pentagon mengklaim, pangkalannya mencakup 44,870 barracks, hangars, rumah sakit, dan bangunan lain yang dibeli atau disewa sebanyak lebih dari 4,844 bangunan.
Lantas bagaimana?
Gambaran itu membawa kita pada kesadaran bahwa sebenarnya hanya sedikit sekali ruang yang ditinggalkan di planet bumi ini yang tidak terisi oleh kekuatan militer AS. Dan ruang kosong itu, adalah kawasan kita, wilayah Indonesia terus menuju arah bawah melalui Samudera Hindia ke arah Antartika.
Bagaimana anda melihat kaitan kondisi ini dengan reformasi TNI?
Sejak reformasi 1998, pembangunan profesionalisme TNI masih menemui banyak hambatan. Tekad kuat TNI untuk menjadi militer profesional yang berfungsi sebagai alat pertahanan negara, tidak serta-merta bisa diwujudkan.
Memprofesionalkan militer, bagaimana pun juga menimbulkan konsekuensi yang harus dipenuhi oleh kedua pihak, yakni sipil dan militer itu sendiri. Militer perlu dukungan sipil atas persoalan alokasi “anggaran” dalam rangka mengatasi berbagai ancaman yang timbul.
Yang perlu kita ingat, kabinet pemerintahan bisa saja silih berganti, tetapi road map pertahanan jangka panjang adalah sesuatu yang harus diisi dengan komitmen tinggi seluruh elemen bangsa untuk memenuhinya.
http://indocropcircles.files.wordpress.com/2013/06/5798f-wajib-militer-2.jpg?w=631&h=419
Apakah penyebab hambatan pembangunan profesionalisme TNI?
Bila kita realistis dan berpikir kritis, sampai hari ini, ketidaksepakatan di kalangan pemimpin sipil mengenai beberapa konsep kebijakan pertahanan keamanan negara menjadi penyebab inkonsistensi dan terhambatnya muncul regulasi yang diperlukan.
Persoalan bertambah kompleks, ketika munculnya wacana bahwa demokrasi dan militer adalah 2 hal yang tak dapat disatukan.

Disadari atau tidak, jika virus berpikir bahwa demokrasi dan militer adalah 2 hal yang tak dapat disatukan, dan sengaja disebarkan secara sistematis. Akhirnya akan membuat sipil semakin tidak memahami fungsi militer untuk kepentingan eksistensi negara.

Seolah-olah, militer tidak dibutuhkan lagi dalam negara berdemokrasi. Padahal, pembangunan demokrasi sebuah negara sangat butuh “pengawal”. Peran militer dalam menjaga demokratisasi di sebuah negara yang berdaulat, sangat penting.
Pandangan anda soal pertentangan militer dan demokrasi itu?
Militer dan demokrasi bukanlah sesuatu yang bertentangan. Lihat saja AS. Sebagai negara yang mengklaim paling berdemokrasi di muka bumi, faktanya memiliki militer yang paling kuat di dunia.
Bukan hanya di dalam negeri, tapi tumbuh berkembang, bak kecambah di musim hujan menjadi koloni-koloni di berbagai belahan bumi. Militer hadir sebagai komponen inti untuk menjaga kedaulatan negara.

Tak terbayangkan apa yang akan terjadi di masa datang jika Indonesia tidak segera memperkuat TNI untuk menghadapi “perang” perebutan sumber daya alam dan jalur perdagangan.

Ingat, Indonesia adalah jantung maritim Asia dan bisa menghindar dari dampak langsung dan tidak langsung serta harus dihadapi.
Mengapa militer AS bisa begitu mendominasi dunia?
Karena instalasi pangkalan militernya di luar negeri membawa keuntungan tak terkirakan untuk kemajuan industri usaha dan ekonomi sipil mereka. Mulai dari desain pembuatan senjata untuk angkatan bersenjata, pakaian untuk tentara berseragam dan pasukan tidak berseragam yang tercatat ada 253,288 personil berikut keluarganya yang belum termasuk didalamnya, stok makanan dan bisnis fasilitas liburan bagi tentara.
war is profit
WAR IS PROFIT
Hampir sebagian besar sektor ekonomi AS sebenarnya mengandalkan militer untuk target penjualannya.
Satu contoh kecil, misalnya terhadap pangkalan militer AS di Irak. Untuk pangkalan itu, DoD harus memesan extra ration of cruise missiles dan depleted-uranium armor-piercing tank shells.
Selain itu, DoD juga mengakuisisi sebanyak 273,000 botol sunblock yang dianggap sama pentingnya seperti rudal bagi para tentaranya disana.
Belum lagi DoD harus menyediakan biaya binatu, dapur, surat menyurat dan pengiriman barang, serta cleaning services yang telah dikontrak militer dari perusahaan swasta, juga menjadi bagian dari kegiatan membangun dan mengembangkan sektor ekonomi AS.
Diketahui, sepertiga dari dana US$ 30 miliar tambahan yang dianggarkan untuk perang Irak, habis untuk service layananan bagi kenyamanan tentara AS.
Dengan begitu, keberadaan mereka di front-front perang tampak sama seperti kehidupan di rumah ala Hollywood. Selain itu pengamanan juga dilakukan melalui sub-kontrak pada private military companies seperti Brown & Root, DynCorp, dan the Vinnell Corporation.
Artinya, AS memberikan tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi prajurit militernya?
The Washington Post pernah mengkritisi kondisi yang terjadi di Fallujah, bagian barat Baghdad. Bagaimana pelayan-pelayan berkemeja putih bercelana hitam dan berdasi kupu-kupu bertugas setiap malamnya melayani makan malam untuk petugas dari 82nd Airborne Division.
Beberapa dari pangkalan ini, karena sangat luasnya, membutuhkan 9 trayek bus internal untuk tentara dan kontraktor sipil di dalam area berkawat tersebut.
Pangkalan Anaconda, kantor pusat divisi brigade ke-3 dan infanteri ke-4 yang bertugas menjadi ‘polisi’ sepanjang 1.500 mil persegi di wilayah Irak, ke Utara Bagdad, hingga Samarra, menempati area besar seluas 25 kilometer persegi dan penyediaan perumahan untuk sebanyak 20.000 pasukan.
Untuk keperluan spritual, misionaris bagi militer AS, mereka dilayani perusahaan penerbangan sendiri. Tentara AS juga dilayani perusahaan penerbangan dengan armada untuk penerbangan jarak jauh sehingga mampu menyambungkan langsung post dari Greenland hingga Australia.
Bagaimana dengan kita?
Wah, anda bisa bayangkan sendiri. Betapa jauhnya dengan cara kita memperlakukan personil militer. Untuk melaksanakan tugas negara  pun kadang harus berutang hanya sekadar untuk membeli obat nyamuk di warung setempat.
Atau harus terdampar di pulau terluar menjaga perbatasan dengan segala fasilitas yang sangat terbatas dan minim.
Asia Pasifik jadi target ekspansi AS selanjutnya, bagaimana anda melihatnya?

Perkembangan terkini kekaisaran militer AS, bisa disimak  dari pernyataan Menteri Pertahanan, Panetta yang menyatakan bahwa 60 persen kekuatan militer AS akan pindah ke kawasan Asia Pasifik mulai 2012 hingga 2020.

Reposisi pangkalan tersebut ada dibawah kendali dan tanggung jawab Andy Hoehn, Wakil Menhan AS untuk bidang strategi.
Hoen dan dan rekan-rekannya mengatur tahapan implementasi akan apa yang disebut Goerge Bush dulu sebagai strategi perang pencegahan terhadap “persatuan negara-negara merah dan orang-orang jahat”.

Negara-negara “persatuan orang-orang jahat” ini oleh AS telah diidentifikasikan sebagai “busur ketidakstabilan” yang tersebar dari mulai daerah Andes di Colombia terus ke arah Afrika Utara dan kemudian menyapu negeri negeri seberang Timur Tengah, hingga termasuk Filipina dan Indonesia.

Jadi, perang terhadap terorisme adalah sebagian kecil dari alasan untuk semua strategisasi militer AS di belahan dunia. Yang sebenarnya adalah untuk membangun cincin baru dari Pangkalan militer sepanjang khatulistiwa guna memperluas kekaisaran militer AS dalam mendominasi dunia.
Kebijakan pertahanan yang seperti apa, bagi Indonesia menyikapi kondisi ini?
Arah kebijakan pertahanan negara Indonesia saat ini telah berubah dari threat based planing ke capabilities based planning. Itu sudah ditetapkan. Soalnya kemudian, apakah kita sudah sepakat sebagai bangsa untuk memahami persepsi ancaman yang sebenarnya sedang dihadapi dalam waktu dekat, sebagai dampak tersebarnya 60 persen kekuatan militer AS ke kawasan ini.

Persis sama seperti saat Irak akan digempur melalui persiapan Operation of Enduring Freedom, dimana saat ini Indonesia sama juga “sudah terkurung” seperti Irak, oleh  pangkalan-pangkalan AS sejak titik di Diego Garcia, Christmas Island, Cocos Island, Darwin, Guam, Philippina, terus berputar hingga ke Malaysia, Singapore, Vietnam hingga kepulauan Andaman dan Nicobar beserta sejumlah tempat lainnya.

Dengan kondisi ini, jelas sekali, tidak tersedia waktu banyak bagi elite Indonesia untuk segera mereposisi arah kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia yang lebih tegas, strategis dalam menyikapi perubahan konstalasi politik di kawasan.
Indonesia juga harus memperkuat TNI sebagai aktor pertahanan yang tugas utamanya adalah untuk melindungi segenap wilayah kedaulatan termasuk kekayaan dan kesejahteraan penduduknya.
PENEMPATAN PANGKALAN MILITER DAN PASUKAN AS SERTA SEKUTUNYA
Apa yang paling mendesak untuk dilakukan?
Persoalan yang paling mendesak dan menjadi kewajiban sipil adalah perumusan dan penyusunan landasan serta kerangka hukum yang mengatur peran dan posisi TNI dalam konteks tugasnya sebagai garda terdepan bangsa untuk menjalankan misi pertahanannya.
Kondisi hari ini, TNI terbentuk menjadi tentara yang ditekankan hanya pada kemampuan stabilisasi dan rekonstruksi, tetapi tidak sebagai tentara profesional yang memiliki kemampuan outward looking defences seperti bagaimana seharusnya.
Keberhasilan pembangunan landasan hukum ini, sebenarnya sangat terkait dengan visi politik dan visi transformasi militer untuk membangun kekuatan berdasarkan threat dan capabilities yang seharusnya dimiliki oleh kalangan sipil penentu kebijakan pertahanan.

Konstalasi politik keamanan kawasan telah berubah signifikan dan ancaman telah muncul mengikuti trend geopolitik yang berjalan. Kebijakan luar negeri Indonesia harus di re-shaping dalam cita-cita kita membangun keseimbangan regional yang merupakan tugas terbesar kita.

Semakin cepat terjawab, semakin baik.  Sehingga kita tahu TNI seperti apa yang harus dipersiapkan untuk mengantisipasinya.
whos next
Pendapat anda, apa yang paling penting dalam membangun profesionalitas TNI?
Hal yang terpenting bukan semata persoalan mana Alutsista yang perlu diganti dan mana yang masih layak pakai. Lebih dari itu, dalam membangun TNI yang profesional dan berwibawa di mata internasional, diperlukan sebuah grand strategy and design atas postur TNI. Postur TNI yang ideal untuk menghadapi segala bentuk ancaman yang segera akan terbentang di kawasan ini dalam 8 tahun mendatang.

Meski dengan kemampuan Indonesia saat ini, komposisi ideal sulit diwujudkan dalam kenyataan. Namun tanpa standar ideal, kita tidak akan pernah tahu kemana tujuan negara ini 100 atau 200 tahun yang akan datang. Bagaimana TNI yang kita cintai harus dibangun untuk itu.

Bagaimanapun juga, standar ideal sangat dibutuhkan sebagai panduan dalam mencapai cita-cita pembangunan akan postur TNI yang kuat, berwibawa, mumpuni dan profesional dalam menghadapi ancaman-ancaman atas kedaulatan kita sebagai bangsa yang kaya dan besar.

*

Persiapan Pengamanan Ibukota Negara : Antisipasi Ancaman Dari Luar, TNI Membuat Lima Rencana Agar Ibukota Jakarta Dapat Bertahan dari Serbuan Asing!

Pihak Indonesia tak hanya berpangku tangan dengan “manuver” negara-negara imperialis tersebut. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman dan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin beberapa waktu lalu bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
http://ahok.org/wp-content/uploads/2013/08/Jokowi-SjafrieSjamsoedin.jpg
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membicarakan keamanan ibukota di Balaikota, Jakarta, Rabu (21/8/2013) siang, (ahok.org)
Mereka menyampaikan rencana TNI tentang strategi pertahanan yang tepat untuk Jakarta.
Dalam pandangan TNI, sistem pertahanan nasional bukan hanya di daerah-daerah perbatasan dan daerah-daerah hutan tetapi daerah pada penduduk seperti DKI Jakarta juga harus dijaga ketat. Alasannya, Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian nasional.
TNI AD telah melakukan kerja sama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait tata ruang wilayah pertahanan di Jakarta. Selain itu, TNI AD juga akan menempatkan alat pertahanan di kota-kota besar sesuai dengan demografis wilayahnya.
Berikut 5 rencana TNI untuk menjadikan Jakarta aman dari sisi pertahanan:
1. Penangkis serangan udara di gedung tinggi
misille on the top of building roofTNI AD berencana memasang sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) atau senjata penangkis serangan udara di atas gedung-gedung tinggi di Jakarta.
“Pada gedung tinggi bisa digunakan. Gedung yang ditentukan tempatnya bisa buat rata, sehingga bisa ditempatkan senjata penangkis udara,” ujar KSAD Jenderal Budiman di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (01/11/13).
2. Gedung tinggi zona pendaratan helikopter
helikopter mendarat diatas gedungTNI berharap di gedung-gedung tertentu di Jakarta dapat juga digunakan sebagai zona pendaratan helikopter logistik yang membawa alat berat seperti radar dan sebagainya.
“Sehingga gedung tinggi ini harus dibuat kokoh, bisa dilandasi helikopter radar dan penembakan penangkis serangan udara,” kata KSAD Jenderal Budiman.
Menurut dia, perang masa depan tidak seperti dulu, di hutan atau ditentukan di suatu daerah. Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan perlu dijaga.
3. Pangkalan tank di bawah Monas
TNI berencana membangun pangkalan tank di bawah Monas. Diperkirakan luas pangkalan militer plus parkir bawah tanah dan pusat souvenir di bawah Monas sekitar 160 hektar. Namun detail bangunan seperti apa belum bisa disampaikan.
“Pembangunan dimulai 2014 nanti. Di bawah monas nanti ada underpass strategi pertahanan saat kondisi darurat, yang saling berhubungan,” ujar Jokowi.
pertahanan indonesia di monas
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan (Kemhan) Sjafrie Sjamsoeddin menemui Jokowi. Keduanya membicarakan singkronisasi antara strategi penataan ibu kota dengan strategi pertahanan negara.
Apalagi, September dan Oktober 2013 lalu, militer Indonesia bakal menerima ratusan tank berat. Tank itu bakal masuk Jakarta, lalu disebarkan di satuan operasional. Selain itu, militer juga bakal menerima roket jarak jauh untuk mengamankan ibu kota, serta sejumlah pesawat tempur dan puluhan tank amfibi.
4. Kemayoran untuk pendaratan pesawat tempur
42a18-jet-tempur-sukhoi-tni-auGubernur Jokowi akan menindaklanjuti koordinasi dengan Kementerian Pertahanan sehubungan penyediaan ruang bagi masuknya peralatan militer.
Salah satu perubahan yang akan dilakukan adalah jalan di kawasan Kemayoran bisa dimanfaatkan untuk pendaratan pesawat tempur dengan sedikit mengubah tata ruangnya.
“Di Kemayoran bisa untuk pendaratan pesawat. Karena ada fly over nya itu nanti dipindah menjadi underpass sehingga nanti untuk pendaratan bisa dipakai darurat,” kata Jokowi.
5. Marunda untuk jalur peralatan tempur TNI AL
kapal laut tempur TNI-ALKawasan Marunda juga dibidik untuk membantu pertahanan melalui laut.
Menurut Jokowi, ada lahan seluas 200 hektar di kawasan Marunda yang bisa digunakan untuk peluncuran amfibi.
“Di Marunda itu luasnya lebih dari 200 hektar, sebagian wilayah pantainya itu juga nanti bisa digunakan untuk meluncurnya amfibi ke laut,” ujar Jokowi.
Sambil berfikir, ia juga menambahkan dengan dukungan, “Memang, hal-hal tersebut harusnya sudah kita rancang,” kata Jokowi. (berbagai sumber)

Minggu, 10 November 2013

10 Rudal Balistik Antar Benua dengan Jangkauan Terjauh

Rudal Balistik Antar Benua atau Intercontinental Ballistic Missiles (ICBM) merupakan rudal yang didesain untuk membawa hulu ledak nuklir. Di dunia ini hanya beberapa negara yang memiliki teknologi untuk membuat dan meluncurkan senjata mematikan tersebut. Artileri mengurutkan 10 Rudal Balistik Antar Benua berdasarkan jangkauan, berikut :

RSM-56 Bulava (Rusia - 10.000 km)

Rudal Bulava
Rudal Bulava saat uji coba (Foto : warfare.be)
















Rudal Bulava atau RSM-56 (kode nama NATO : SS-NX-32) adalah ICBM yang diluncurkan dari kapal selam Angkatan Laut Rusia. Rudal ini memiliki jangkauan 10.000 km, dan saat ini dilengkapkan pada kapal selam nuklir kelas Borey.

Rudal Bulava mulai dilengkapkan pada kapal selam Yuri Dolgoruky (kapal selam pertama kelas Borey) pada Januari 2013 lalu. Bulava mampu membawa enam hingga sepuluh hulu ledak nuklir yang masing-masing berkekuatan 100-150 kiloton. Sebagai perbandingan, bom "Fat Man" yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima berkekuatan 22 kiloton.

Bulava menggunakan bahan bakar padat untuk dua tahap pertama penerbangannya dan kemudian bahan bakar cair untuk tahap ketiga. Rudal ini didesain untuk mampu bertahan dari ledakan nuklir dikisaran 500 meter.
Panjang: 11,5 m (tanpa hulu ledak)
Diameter: 2 m
Berat: 36.800 kg
Jangkauan: 10.000 km
UR-100N (Rusia - 10.000 km)

Rudal UR-100N
Rudal UR-100N (Foto: RIA Novosti)
















Rudal UR-100N (kode nama NATO : SS-19 Stiletto) merupakan ICBM generasi keempat yang saat ini digunakan oleh Pasukan Roket Strategis Rusia. Kisaran mencoloknya yang 10.000 km menjadikannya sebagai salah satu rudal ICBM terjauh di dunia.

UR-100N masuk ke dalam layanan pada tahun 1975 dan diperkirakan akan tetap dioperasikan hingga tahun 2030. Rudal ini membawa hingga enam hulu ledak Multiple Independent Re-entry Vehicles (MIRV) dengan kekuatan masing-masing 550 kiloton. UR-100N dilengkapi dengan sistem bimbingan inersia untuk keakuratan dalam menyerang target. Rudal dua tahap dan berbahan bakar cair ini diluncurkan dari silo (bangunan bawah tanah untuk meluncurkan rudal). 
Panjang: 27 m
Diameter: 2,5 m
Berat: 105.000 kg
Jangkauan: 10.000 km
M51 (Perancis - 10.000 km)

Rudal M51
Rudal M51 (Foto:Rama/Wiki)


















Rudal M51 adalah ICBM yang diluncurkan dari kapal selam. Rudal yang diproduksi oleh EADS Astrium Space Transportation untuk Angkatan Laut Perancis ini dirancang untuk menggantikan rudal M45. M51 pertama kali digunakan pada tahun 2010

Rudal M51 dilengkapkan pada kapal selam kelas Triomphant Angkatan Laut Perancis. Jangkauan operasionalnya sekitar 8.000-10.000 km. Upgrade untuk hulu ledak nuklirnya kemungkinan baru bisa digunakan pada 2015. Berat M51 adalah 50 ton dan dapat membawa hulu ledak yang masing-masing berkekuatan 100 -150 kiloton.
Panjang: 12 m
Diameter: 2,3 m
Berat5: 2.000 kg
Jangkauan: 10.000 km
Minuteman-III (Amerika Serikat - 10.000 km)

Rudal Minuteman III

Rudal Minuteman-III (LGM-30G) memiliki jangkauan 10.000 km dan merupakan ICBM berbasis peluncuran darat dan hanya dioperasikan dari gudang senjata militer AS. Minuteman diproduksi oleh Boeing untuk Air Force Combat Command Amerika Serikat.

Rudal Minuteman I diluncurkan pada Februari 1961, sedang Minuteman varian II dan III masing-masing diluncurkan pada tahun 1964 dan 1968. Minuteman III mulai digunakan di Pangkalan Angkatan Udara Minot pada Juni 1970. Minuteman II adalah rudal pertama dalam sejarah yang mampu membawa beberapa hulu ledak

Rudal ini memiliki bobot sekitar 34.473 kg dan didukung oleh motor roket tiga tahap berbahan bakar padat yang membuatnya bisa terbang dengan kecepatan 24.140 km/jam.
Panjang: 18,2 m
Diameter: 1,7 m
Berat: 34.473 kg
Jangkauan10.000 k: m
RT-2UTTKh Topol-M (Rusia - 11.000 km)

Topol-M
Rudal Topol-M pada kendaraan TEL MZKT-79221 (Kredit foto : Vitaliy Ragulin)
















Rudal RT-2UTTKh Topol-M memiliki jangkauan sekitar 11.000 km. Topol-M merupakan versi pengembangan lebih lanjut dari rudal Topol. Rudal ini diluncurkan dari silo dan peluncur bergerak (mobile) dan membawa hulu ledak tunggal 550 kiloton.

Topol-M dikembangkan oleh Moscow Institute of Thermal Technology (MITT) dan dirakit di Votkinsk Machine Building Plant. Ini merupakan ICBM pertama yang dikembangkan setelah bubarnya Uni Soviet. Rudal ini didesain untuk bisa bertahan dari radiasi, electromagnetic pulse dan ledakan nuklir di kisaran lebih dari 500 meter dan juga bisa bertahan dari tembakan laser energi tinggi.

Motor roket tiga tahapnya menggunakan propelan padat yang mendorong rudal mencapai kecepatan maksimum 7.320 meter/detik.
Panjang: 22,7 m
Diameter: 1,9 m
Berat: 47.200 kg
Jangkauan: 11.000 km
Dongfeng 31A (China - 11.200 km)


DF-31A















Rudal Dongfeng 31A atau DF-31A (kode nama NATO : CSS-9 Mod-2) adalah rudal balistik antar benua China dengan kisaran 11.200 km. ICBM ini dapat membawa hulu ledak nukir termal tunggal 1.000 kiloton.

Rudal ini merupakan upgrade (jangkauan) dari rudal DF-31. Korps Artileri PLA memperkenalkan rudal DF-31A sejak tahun 2006. Rudal Julang-2 (JL-2) yang diluncurkan dari kapal selam juga merupakan pengembangan lebih lanjut dari rudal darat DF-31.

Rudal Dongfeng 31A dapat diluncurkan dari silo atau diangkut dengan kendaraan transporter-erector-launcher (TEL). Rudal tiga tahap ini didorong oleh motor roket propelan padat.
Panjang: 13 m (DF-31)
Diameter: 2,25 m (DF-31)
Berat: 42.000 kg (DF-31)
Jangkauan: 11.200 km (DF-31A)

UGM-133 Trident II (Amerika Serikat - 11.300 km)

Rudal Trident II
Rudal Trident II (D-5) diluncurkan dari kapal selam (tidak diketahui) US Navy
















UGM-133 Trident II atau Trident D5 adalah rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam yang memiliki jangkauan sekelas ICBM. Rudal ini dilengkapkan pada kapal selam kelas Ohio Angkatan Laut AS dan kapal selam kelas Vanguard Angkatan Laut Inggris. Versi Trident terbaru yaitu Trident II D5 Life Extension (LE) kemungkinan akan terus operasional dari kapal selam kelas Ohio hingga tahun 2024.

Rudal UGM-133 pertama kali diluncurkan dari Cape Canaveral pada Januari 1987 dan baru pada akhir tahun 1990 melengkapi Angkatan Laut AS. Rudal ini dapat membawa delapan hulu ledak nuklir W88 atau W76. Daya dorong dihasilkan oleh tiga motor roket propelan padat yang membuatnya mampu terbang sejauh 11.300 km.
Panjang: 13 m
Diameter: 2,11 m
Berat: 59.000 kg
Jangkauan: 11.300 km

R-29RMU Sineva (Rusia - 11.547 km)

Kapal selam kelas Delta IV
Kapal selam kelas Delta IV sebagai media peluncuran ICBM R-29RMU Sineva
















R-29RMU Sineva, atau juga dikenal sebagai RSM-54 (kode nama NATO : SS-N-23 Skiff), adalah ICBM generasi ketiga Rusia yang diluncurkan dari kapal selam. Rudal ini dilengkapkan pada kapal selam kelas Delta IV Angkatan Laut Rusia. Saat uji coba, rudal Sineva memiliki jangkuan maksimum 11.547 km.

Rudal ini mulai melengkapi Angkatan Laut Rusia pada tahun 2007 dan diharapkan akan bisa terus dioperasikan hingga 2030. Rudal ini dapat membawa empat hingga sepuluh hulu ledak yang masing-masing berkekuatan 100 kiloton. Rudal ini dilengkapi dengan sistem navigasi GLONASS dan astro-inertial control untuk akurasi tinggi dalam menghantam target.

Rudal tiga tahap ini didukung oleh mesin propelan cair yang menggunakan Unsymmetrical dimethylhydrazine (UDMH) dan Nitrogen Tetroxide sebagai bahan bakar dan pengoksidasi.
Panjang: 14,8 m
Diameter: 1,9 m
Berat: 40.300 kg
Jangkauan: 11.547 km

Dongfeng 5A (China - 13.000 km)

Rudal Dongfeng-5A
Peluncuran rudal Dongfeng-5A (Foto: newprophecy.net)
















Dongfeng 5A atau DF-5A (Kode NATO : CSS-4) adalah ICBM dengan jangkauan terjauh yang dimiliki oleh China, yang mampu menyerang target di kisaran 13.000 km. Rudal ini merupakan versi upgrade dari ICBM DF-5 dan mampu mencapai target di Amerika Serikat.

China mengumumkan upgrade untuk sistem bimbingan dan jangkauan DF-5A pada tahun 1983. Rudal ini dapat membawa enam hulu ledak yang masing-masing seberat 600 kg.

ICBM DF-5A ditembakkan dari sistem peluncuran yang berbasis silo. Sistem bimbingan inersia dan komputer on board-nya memberikan arahan untuk ketepatan rudal. Roket dua tahap ini menggunakan propelan cair guna menghasilkan daya dorong yang diperlukan.
Panjang: 33 m
Diameter: 3,4 m
Berat: 183.000 kg
Jangkauan: 13.000 km
R-36M (Rusia - 16.000 km)

Rudal R-36M Satan
Rudal R-36M Satan (Foto : tistory.com)
















R-36M atau dijuluki dengan SS-18 Satan (Setan) adalah ICBM yang memiliki jangkauan terjauh di dunia yaitu 16.000 km. Sebagai perbandingan, jarak Moskow ke Washington adalah 8.396 km dan jarak ke Jakarta 9.295 km. Dengan bobot 209.600 kg, juga menjadikan Satan sebagai rudal terberat di dunia.

Rudal Satan dibuat dalam beberapa versi yang berbeda mulai dari Mod 1 hingga Mod 6. Seluruh variannya didesain untuk ditembakkan dari situs peluncuran silo. Beberapa varian rudal Satan mampu membawa sepuluh hulu ledak Multiple Independent Re-entry Vehicles (MIRV) yang masing-masing berkekuatan 550 kiloton hingga 750 kiloton.

Satan pertama kali masuk ke Angkatan Roket Strategis Uni Soviet pada tahun 1975. Roket dua tahap in didukung oleh dua mesin roket cair yang memberikannya kecepatan sekitar 7.900 m/detik. Mesinnya menggunakan propelan cair storable dengan bahan bakar UDMH dan Nitrogen Tetroxide yang bertindak sebagai pengoksidasi.
Panjang32: ,2 m
Diameter: 3,05 m
Berat: 209.600 kg
Jangkauan: 16.000 km

sumber :http://www.artileri.org/2013/11/10-rudal-balistik-antar-benua-jangkauan-terjauh.html